RENUNGAN UNTUK YANG BELUM MENIKAH, hal yang sering dilupakan sebelum menikah yang berakibat fatal.

loading...

Selepas Idul Adha, biasanya banyak undangan pernikahan yang sampai ketangan kita. Bagi mereka yang akan menikah terkadang terlalu fokus mempersiapkan keperluan resepsi pernikahan mereka (biasanya sih gitu) daripada mempersiapkan diri mereka sendiri.

Mereka lebih memikirkan dimana venue nya, bajunya rancangan siapa, photographer nya siapa, EO, cateringya tema nya apa undanganya berapa banyak, dan lainya.

Untuk mereka yang memang terlahir dari keluarga menengah keatas tak perlu lah dibahas, karna sudah pasti mereka biasanya bisa mengatasi (hampir) semua masalah kedepan karna mereka mampu (dalam hal materi) #eh hihihi.. (maap)

Ada baiknya, untuk kamu yang akan menikah, sebelum menikah cobalah duduk bersama, berpikirlah bersama, bicarakan secara serius, bahwa nanti nya kamu dan pasangan kamu akan menjadi Ayah dan Ibu dari anak-anak kalian (Insya Allah) namun jika tidak atau belum dipercayakan oleh Allah, pastilah ada hikmah nya juga, karna Allah lebih tau yang terbaik untuk umatNya..

1. Sudahkah kamu dan pasangan mempersiapkan diri untuk menjadi orangtua?
Mempersiapkan mental, dan pengetahuan tentunya, karna seorang anak tak pernah terlahir bersama buku panduan nya. :)

2. Sudahkah membicarakan siapa yang akan mengasuh anak kalian nanti?
    
Jaman sekarang, dimana kesetaraan gender dibesar-besarkan membuat kaum wanita lupa akan hak anak untuk mendapatkan kasih sayang dari seorang ibu, lupa bahwa anak berhak mendapatkan ilmu dari seorang ibu, dan lupa bahwa seorang ibu adalah penentu masa depan sebuah bangsa.

Wanita sekarang, berlomba-lomba untuk berkarir, mencari uang tambahan untuk biaya rumah tangga, membantu suami (katanya) demi masa depan anak (katanya lagi) demi kebahagiaan keluarga (katanya juga) padahal kebahagiaan yang anak  butuhkan adalah ketika ada ibu yang mendampinginya.

Sudah siapkah kamu,  wahai wanita² yang memutuskan berkarir dikantor² melihat anak yang kamu kandung selama sembilan bulan diasuh oleh seorang babysitter yang tak tulus merawat anak kamu, walaupun masih banyak juga diantaranya yang bekerja dengan penuh ketulusan hati.

Tapi bukan berarti karna banyaknya babysitter yang tak tulus lantas  memberatkan orangtua kamu lagi untuk mengasuh cucu mereka walaupun mereka tak akan menolak nya namun, tegakah kamu??

Pernah kah kamu berfikir bahwa kesuksesan seorang anak sampai 40 tahun kedepan tergantung dari kedekatanya dengan ibu yang selalu ada dan mendampinginya di periode emas nya.
Tidak kah ada terbersit keinginan melihat langkah pertama anak kamu, kata pertama, dan kemampuan² anak kamu pertama kalinya sendiri daripada mengetahui nya hanya dari laporan sang babysitter?

Saya ga bilang ga setuju dengan ibu yang berkarir, itu pilihan, karna kuliah tinggi² kalau ga kerja jaman sekarang ini banyak dibicarakan tetangga atau ya, sayang ilmu nya (katanya), dan masyarakat sekarang menilai wanita yang bekerja lebih layak dijadikan istri.
Tapii..  bukankah alangkah baiknya, jika berkarir dimana anak juga masih bisa diurus oleh ibu nya, buka usaha dirumah, atau apapun itu pekerjaanya yang anak masi bisa dipantau oleh sang ibu, dan energi ibu masi banyak untuk memberikan perhatian pada anak dan mengurus pekerjaan rumah.

3. Sudahkah mempelajari bagaimana mengatasi kepanikan ketika anak sakit, mengatasi tantrum, dan belajar untuk saling berbagi kerjaan ketika urusan rumah tangga terbengkalai karna anak yang sakit?
Ini juga membutuhkan mental yang kuat, bicarakan pada pasangan  kalau masa² seperti ini pasti akan terjadi, berbagi tugaslah, saling dukunglah satu sama lain.

4. Sudahkah pernah membicarakan bagaimana mengatasi jika salah satu dari kamu dan pasangan kamu memiliki wil atau pil karna kejenuhan dalam rumah tangga?
Ini sangat jarang dibicarakan, karna merasa tabu, karna merasa tak mungkin akan jenuh, aku dan dia kan saling mencintai, aku dan dia kan saling tau sifat masing².

But, hey..
Selingkuh itu bukan karna niat, tapi karna ada kesempatan dan orang yg tepat! (halah.. lol)
Siapa bilang menikah tak ada kejenuhan, jika tak mampu terus²an jatuh cinta pada orang yang sama, tak ada komunikasi yang baik, tak saling jujur pada pasangan tentang kepuasan atau ganjalan dalam hati, maka tanpa sadar pasti salah satu dari kalian akan berselingkuh..

 5. Sudah pernahkah membicarakan bagaimana cara melindungi kesehatan keluarga sejak dini?
Ada baiknya, membuat perjanjian, jika ingin merokok (salah satunya), tidak disamping pasangan kamu dan anak kamu, cukuplah kamu saja yang sakit karna rokok itu, jangan meracuni keluarga atau pasangan kamu dengan asap rokok itu, sudah ada banyak korban perokok pasif yang rusak pita suara nya dan perokok aktif yang meninggal dunia.

6. Sudah pernah jugakah membicarakan bahwa dalam rumah tangga itu tak ada yang lebih hebat, karna sama level nya dimata Tuhan, walaupun dalam islam dikatakan bahwa suami adalah pemimpin, namun masih banyak suami² yang bermentalkan pemimpin yang tak layak diikuti.

Jaman sekarang, banyak pria yang merasa diatas angin karna didalam islam dikatakan bahwa suami adalah imam keluarga, pemimpin keluarga, tak jarang kita dengar mereka (para suami) berlaku semena² pada istri mereka, melukai secara fisik dan secara psikis.

Jika memang sadar bahwa dirinya akan menjadi pemimpin, belajar lah agar menjadi pemimpin yang baik, agar pengikutnya juga baik, jadilah pemimpin keluarga yang mampu memberikan contoh yang baik, agar mendapatkan keturunan yang baik pula (budi pekertinya).

 7.. Sudah pernahkah membicarakan bahwa istri itu bukan budak suami yang seenaknya saja bisa disakiti dan ditindas suami karna kebodohan yang mengatasnamakan cinta..

Kalau emang dari pacaran pasanganya suka selingkuh (lebih dari dua x) suka mabok, suka judi, suka nampar, suka maki, berpikirlah lagi jika memang benar² memilih untuk menikah dengan nya , karna mereka ga akan berubah dan jangan harap pernikahan akan merubah mereka nantinya.



Wanita, kadang jika sudah jatuh cinta dengan mereka yang memiliki sifat² buruk seperti diatas tadi, biasanya akan pasrah saja jadi budak suami, ditampar, ditendang, dicaci dan dimaki pasrah saja, hohoho..  #eh



8.  Sudahkah pernah membicarakan bahwa pernikahan kalian, urusan dalam rumah tangga kalian, tidak boleh dicampuri mertua, ipar ataupun orang lain..

Tak sedikit perceraian terjadi karna orangtua atau ipar ikut campur kedalam masalah rumah tangga, padahal sebenarnya masalah itu yang bisa menyelesaikan adalah kalian berdua, bukan mereka mereka..


Jadi tegaslah pada pasangan untuk menutupi permasalahan dari keluarga besar kalian ketika saat itu tiba, diskusikan berdua dan carilah jalan keluarnya bersama, jangan bersama wil atau pil.



9. Sudahkah pernah membicarakan tentang cara mengatasi konflik diantara kamu dan pasangan ketika sedang bertengkar hebat?

Banyak yang mengatakan bahwa hal ini juga tak penting untuk dibicarakan, karna toh selama pacaran mereka mampu mengatasi konflik yang terjadi diantara mereka.


Tapi sadarkah kalian, menikah berbeda dengan pacaran, pacaran ada konflik tinggal tak saling menghubungi, saling tak sapa dan saling tak jumpa. Tapi lain halnya ketika menikah, kamu akan menghadapi pasangan kamu dari pagi hingga malam, sekamar berdua, seranjang berdua, kesepian diantara kalian karna adanya konflik akan membuat suasana menjadi tak asik, jadi alangkah baiknyaa bicarakanlah sejak awal bagaimana cara mengatasi jika terjadi konflik besar diantara kamu dan pasangan.



Kamu tak akan begitu saja memutuskan berpisah bukan??

Pikirkan kembali usaha-usaha yang kamu dan pasangan lakukan sampai bisa menikah, jika ada masalah dalam pernikahan, bicarakanlah!!


Sama² memperbaiki jika ada kesalahan, karna tak mungkin salah satu melakukan kesalahan jika satunya tak memberikan kesempatan. Karna akibat pasti ada sebab nya..

Well..
Selamat menempuh perjalanan hidup baru untuk kamu yang akan menikah..

persiapkan bekal nya agar diperjalanan nanti tak tersesat dan kehilangan arah..


dan yang terpenting adalah persiapan niat, selalu meluruskan niat bahwa menikah adalah ibadah lillahitaala, bila telah melenceng. Jujur ketika sy menikah dulu, ga kepikiran membicarakan hal2 diatas. mungkin karena sy menikah karna sami'na wa atho'na pada ortu alias dijodohkan heee tp beruntung sebelumnya udah kenal sama calon suami meski hanya sepiintas kenal. sy baru 20 th waktu itu dan masih kuliah. Pokoknya berangkat menikah Bismillah aja. Dan selama 16 th pernikahan kami bukan tanpa rintangan, buaanyak mulai dari terkaget2 akan kebiasaan "jelek" masing2, beda pendapat sampai bertengkar, masalah ekonomi hingga isu orang ketiga. Namun Alhamdulillah bisa diselesaikan dengan baik. ya itu td pokoknya terus2an meluruskan niat Lillahitaala.
eh kok malah curhat heèe doakan ya mg kami langgeng sampai surga

BACA JUGA :

loading...